Analisis Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Dengan Sistem Gravitasi (Studi Kasus Di Dusun Jengglong Dan Genderan Desa Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang)

Abstract

Dusun Jengglong dan Genderan termasuk dusun yang mengalami kekurangan air bersih karena diameter pipa yang tidak sesuai untuk kebutuhan air bersih. Jaringan pipa sudah tersedia, namun tidak berfungsi secara optimal hal itu dikarenakan diameter pipa tidak sesuai dengan kebutuhan air bersih untuk warga dusun Jengglong dan Genderan. Dalam dua hari hanya mengalirkan air satu kali sehari. Untuk memenuhi air bersih, warga dusun Jengglong dan Genderan harus menutup saluran pipa air yang ada di dusun lain karena diameter pipa yang ada di dusun lain lebih besar diameternya dibandingkan dengan diameter pipa di dusun Jengglong dan Genderan. Sistem distribusi air bersih gravitasi adalah sistem distribusi yang mengunakan gravitasi bumi untuk menyalurkan mata air ke bak penampung (Resevoir), dan mendistribusikanya dengan sistem gavitasi menuju ke rumah penduduk sekitar. Sistem ini sangat cocok diamplikasikan pada daerah yang sumber mata airnya terletak di kedataran yang lebih tinggi. Debit air yang diambil Q = 16 l/dt, dari hasil pengukuran di lapangan pada waktu KKN 2013. Kebutuhan air bersih di dusun Jengglong sampai dengan tahun 2024 adalah 145.300 l/org dan Dusun Genderan sampai dengan tahun 2024 adalah 187.300 l/dt, diameter pipa transmisi 0,101 m (4”) dengan panjang L = 450 m distribusi pada P1 sampai P32, design panjang pipa dari elevasi A sampai elevasi C, direncanakan 32 pias pipa, dari hitungan di dapatkan bilangan Frounde sebesar 0,339 < 1, maka aliran tersebut adalah Sub kritis.