Pengaruh Komposisi Dan Susunan Serat Pada Desain Pelat Komposit Sabut Kelapa Dengan Matriks Polymer

Abstract

Hasil samping dari perkebunan kelapa di Indonesia adalah sabut kelapa, dimana selama ini sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk produk-produk seperti keset, sapu dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk meningkatkan nilai tambah dari sabut kelapa ini, dimana selama ini sabut kelapa hasil sampingan perkebunan di ekspor ke manca negara untuk dimanfaatkan oleh bangsa lain menjadi papan partikel atau produk-produk lain. Untuk meningkatkan nilai tambah sabut kelapa, dirasa perlu untuk dilakukan penelitian pembuatan papan partikel berbahan baku sabut kelapa dengan menggunakan matriks polymer (resin) sebagai pengikat. Dalam penelitian ini, digunakan campuran (berat) antara sabut kelapa : resin dan katalis dengan perbandingan campuran sebesar 2 : 1. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sifat mekanis dari pelat komposit ini, adalah ujin tekan, serta pengujian (Static Bending Test) untuk mendapatkan Modulus of Elasticity (MOE) dan Modulus of Rupture (MOR). Hasil pengujian ujin tekan terlihat bahwa pelat komposit dengan perbandingan serat 2 : 1. Maka dapat disimpulkan semakin banyak persentase komposisi maka semakin luntur variasi susunan serat. Susunan serat yang kaku terdapat pada serat dua lapis 45°, dan variasi susunan yang lentur ditunjukkan pada serat dua lapis 90°, sedangkan variasi susunan yang kuat terdapat pada serat satu lapis 0°.