Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/1681
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorWerang, Gaudensius Mathias Kinu-
dc.date.accessioned2022-11-22T03:07:13Z-
dc.date.available2022-11-22T03:07:13Z-
dc.date.issued2011-
dc.identifier.urihttp://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/1681-
dc.description.abstractJatiluhur merupakan salah satu dari tiga bendungan (Saguling,Cirata & Jatiluhur) di Jawa Barat yang saling berhubungan satu sama lainnya. Sumber air ketiganya bersumber dari Sungai Citarum. Pertama air Sungai Citarum mengairi Waduk Saguling, lalu dari Saguling turun menuju Waduk Cirata lalu selanjutnya diturunkan lagi ke Waduk Jatiluhur. Jadi kalau dari ketinggian Waduk Jatiluhur berada di tempat yang paling rendah berdasarkan ketinggiannya sekitar ± 100 m di atas permukaan laut, sedangkan Cirata berada ± 200 m, dan Saguling yang sudah masuk Kab.Bandung lebih tinggi lagi sekitar ± 650m. Tingkat bahaya runtuhnya suatu bendungan didasarkan pada jumlah penduduk kena resiko di hilir bendungan yang berada dalam bahaya dapat ditentukan dengan menggunakan Klasifikasi Hazard atau klasifikasi tingkat bahaya yaitu : (1) Low Hazard-tingkat bahaya rendah, (2) Moderate Hazard-tingkat bahaya sedang, (3) Significant Hazard-tingkat bahaya agak tinggi, (4) High Hazardtingkat bahaya tinggi, (5) Very High Hazard-tingkat bahaya sangat tinggi, sedangkan untuk Klasifikasi Daerah Genangan berdasar kedalaman banjir dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu : (1) Daerah Bahaya 1 kedalaman banjirnya antara 0-0,50 m; (2) Daerah Bahaya 2 kedalaman banjirnya 0,50-2,0 m; (3) Daerah Bahaya 3 kedalaman banjirnya > 2,0 m. Ternyata dari Tabel 4.1 kecamatan-kecamatan tersebut mendapatkan hasil Klasifikasi Hazard yang paling banyak terdapat pada Significant Hazard (Tingkat bahaya agak tinggi). Sedangkan untuk Klasifikasi Daerah Genangan berdasar kedalaman banjir dari Tabel 4.1 kecamatan-kecamatan yang paling banyak terdapat bahaya adalah termasuk dalam klasifikasi daerah bahaya (DB) 3 karena kedalaman banjirnya > 2 m. Ternyata dari Tabel 4.2 kecamatankecamatan tersebut mendapatkan hasil Klasifikasi Hazard yang paling banyak terdapat pada High Hazard (Tingkat bahaya tinggi). Sedangkan untuk Klasifikasi Daerah Genangan berdasar kedalaman banjir dari Tabel 4.2 kecamatan-kecamatan yang paling banyak terdapat bahaya adalah termasuk dalam klasifikasi daerah bahaya (DB) 3.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKlasifikasi Tingkat bahayaen_US
dc.subjectDaerah genangan akibat keruntuhan Bendungan Akibat Overtoopingen_US
dc.subjectPipingen_US
dc.titleKlasifikasi Tingkat Bahaya Dan Daerah Genangan Akibat Keruntuhan Bendungan (Studi Kasus Di Bendungan Jatiluhur, Saguling Dan Cirata)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0714067401-
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil-
dc.identifier.nimNIM200532001-
Appears in Collections:2011

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
200532001 - GAUDENSIUS MATHIAS KINU WERANG_1.pdfcover - bab 1782.24 kBAdobe PDFView/Open
200532001 - GAUDENSIUS MATHIAS KINU WERANG_2.pdf
  Restricted Access
bab 2 - bab 41.28 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
200532001 - GAUDENSIUS MATHIAS KINU WERANG_3.pdfbab 5 - daftar pustaka376.67 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.