Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/1729
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorOctaria, Ribka Wenny-
dc.date.accessioned2022-11-24T07:28:10Z-
dc.date.available2022-11-24T07:28:10Z-
dc.date.issued2010-
dc.identifier.urihttp://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/1729-
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa anggaran bahan baku dapat digunakan sebagai alat pengendalian persediaan bahan baku agar optimal pada Perusahaan Petis Maju Cap Padi di Pasuruan.Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah belum dilaksanakannya pengendalian bahan baku dengan baik. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah studi kasus sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Metode pengumpulan data yang penulis pakai ada dua, yaitu studi pustaka (Library Research) dan studi lapangan (Field Research).Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Pemecahan dari masalah ini adalah dengan menyusun ramalan penjualan, menyusun anggaran produksi, menyusun anggaran kebutuhan bahan baku, menyusun anggaran biaya bahan baku, menyusun anggaran pembelian bahan baku, menentukan Minimum Inventory, ROP atau titik pemesanan kembali, Safety Stock, EQQ atau jumlah pembelian paling ekonomis, dan menentukan Minimum Inventory. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa selama tahun 2006-2008 perusahaan mengalami kenaikan jumlah persediaan akhir bahan baku. Bahan baku Gula pada akhir tahun 2006 sebanyak 15.000 kg naik menjadi 25.000 kg pada akhir tahun 2007 dan pada akhir tahun 2008 naik menjadi 30.000 kg. Hasil analisis kuantitatif untuk pembelian Gula tahun 2009 yang paling ekonomis adalah sebanyak 25.875 kg, dengan frekuensi pembelian sebanyak 4 kali dalam setahun dan biaya pembelian sebesar Rp. 1.640.938,- Sedangkan untuk persediaan akhir Tepung tahun 2006 sebanyak 6.000 kg naik menjadi 16.500 kg pada tahun 2007 dan sebanyak 30.250 kg pada akhir tahun 2008. Hasil analisis kuantitatif untuk pembelian Tepung pada tahun 2009 yang paling ekonomis adalah sebanyak 23.288 kg dengan frekuensi pembelian sebanyak 2 kali dan biaya pembelian sebesar Rp. 982.200,-. Dan untuk bahan baku Pasta Udang pada akhir tahun 2006 sebanyak 2.000 kg naik menjadi 2.500 kg pada tahun 2007 dan pada akhir tahun 2008 naik kembali menjadi 2.750 kg. Hasil analisis kuantitatif menyatakan untuk pembelian Pasta udang yang paling ekonomis adalah sebanyak 7.763 kg dengan frekuensi pembelian sebanyak 2 kali dalam setahun dan biaya pembelian sebesar Rp.749.335,-.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectAnggaran bahan bakuen_US
dc.subjectpengendalian persediaan bahan bakuen_US
dc.titleAnggaran Bahan Baku Sebagai Alat Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dalam Menentukan Jumlah Persediaan Bahan Baku Yang Optimalen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0709126102-
dc.identifier.nidnNIDN0706016401-
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI62201#Akuntansi-
dc.identifier.nimNIM2006141004-
Appears in Collections:2010

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2006141004_Ribka Wenny Octaria_1.pdfCOVER - BAB 1170.84 kBAdobe PDFView/Open
2006141004_Ribka Wenny Octaria_2.pdf
  Restricted Access
BAB 2 - BAB 4356.03 kBAdobe PDFView/Open Request a copy
2006141004_Ribka Wenny Octaria_3.pdfBAB 5 - DAFTAR PUSTAKA83.37 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.