Pengaruh Kuantitas Minyak Kemiri Sebagai Pelarut Asbuton Terhadap Kinerja Cphma

Abstract

Kebutuhan pembangunan jalan beraspal di Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan kemajuan teknologi. Tercatat kebutuhan aspal di Indonesia untuk setiap tahunnya adalah sebesar 1,2 juta ton dan Indonesia mempunyai pasokan aspal dari Buton yang dapat menyokong pembangunan di Indonesia sampai dengan 135 tahun (Departemen Pekerjaan Umum, 2006). Aspal Buton (Asbuton) merupakan alternatif untuk pembangunan jalan beraspal di Indonesia, oleh karena itu teknologi lokal dari Indonesia ini harus dikembangkan demi kemajuan bersama. Kekurangan asbuton terhadap kebutuhan pelarut, hingga kini masih menjadi kendala dalam industri pemasok material jalan. Hingga saat ini, pelarut yang umum digunakan yaitu berbasis minyak bumi yang tentunya tidak sustainable. Minyak kemiri berpotensi sebagai pelarut campuran asbuton yang sustainable karena berbasis nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kuantitas minyak kemiri yang ditambahkan pada campuran Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA). Diharapkan nantinya minyak kemiri tidak hanya sebagai pelarut, tetapi juga sebagai modifier terhadap senyawa dalam asbuton sehingga dapat menjadi peremaja pada saat penghamparan CPHMA. Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini yaitu ketiga variasi kuantitas pelarut yaitu 10%, 30% dan 40% memberikan nilai parameter marshall yang memenuhi ketentuan CPHMA.