Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/2081
Title: Pemodelan Sistem Irigasi Tetes Dan Kebutuhan Air Tanaman Pada Petak Urban Farming
Authors: Sunik
Yoedono, Benedictus Sonny
Manao, Redemptus Narda Ratman
Keywords: Irigasi Tetes
Urban Farming
Metode Radiasi
Kebutuhan Air Tanaman
Issue Date: 2024
Abstract: Dalam kegiatan urban farming budidaya tanaman, pengaturan kebutuhan air tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam proses tumbuh kembang tanaman dengan memperhatikan sistem irigasinya. Sistem irigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem irigasi tetes (automatic water) dengan komponen utama yaitu wadah penampung air (botol minuman bekas) dengan ukuran 1,5 liter sebanyak 20 buah dan alat emitter (penetes) sebanyak 20 buah sebagai katup bukaan tetesan air. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental dengan cara mendapatkan data dari hasil pengoperasian alat irigasi tetes. Pengaplikasian irigasi tetes ini dilaksanakan pada 2 (dua) bedengan yaitu bedengan (B3) tanaman kemangi dan bedengan (B4) tanaman sawi hijau dengan ukuran panjang 3 m dan lebar 1,5 m. Adapun pengaturan tetesan rencana yang digunakan yaitu 60 tetes, 125 tetes, dan 180 tetes. Sebelum dilakukan pengoperasian alat irigasi tetes, terlebih dahulu dilakukan kalibarasi alat dan faktor koreksi untuk mendapatkan nilai tetesan rencana dan di lapangan sama. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model layout irigasi tetes dan kebutuhan air tanaman selama 37 hari. Model layout irigasi tetes yang digunakan adalah model sejajar 3 (tiga) baris tanaman kemangi (B3) dan sawi hijau (B4) dengan perletakan alat irigasi tetes sebanyak 2 (dua) baris diantara tanaman tersebut. Perhitungan kebutuhan air tanaman menggunakan mentode radiasi dengan menghitung evapotranspirasi (ETo) per hari selama proses penelitian. Untuk mendapatkan ETo, variabel yang perlu didapatkan yaitu seperti data latitude dan altitude (garis lintang selatan lokasi dan ketinggian dari permukaan laut), suhu, kecepatan angin, dan kelembapan relatif. Dari hasil perhitungan evapotransipirasi (ETo) metode radiasi diperoleh kebutuhan air tanaman per hari berkisar dari 8,51 mm/hari – 8,84 mm/hari atau jika diubah ke liter = 38,937 liter/hari – 40,094 liter/hari (selama 37 hari). Nilai tersebut dikalikan terlebih dahulu dengan faktor koreksi = 0,988 (untuk 60 tetes); 0,981 (untuk 125 tetes); 1,008 (untuk 180 tetes). Dari hasil ETo koreksi kemudian dikurangkan pada perencanaan awal kebutuhan air tanaman sebesar 30 liter. Dari hasil pengurangan tersebut didapatkan evaporasi yang berlebihan berkisar dari 7,58 – 10,43 liter. penambahan jumlah air per hari (menjadi 2 kali lipat dari ETo maksimal = 40,094 liter, sebesar 80 liter). Surplus kebutuhan air tanaman yang tersimpan di dalam tanah dan digunakan untuk tumbuh kembang tanaman dengan penjelasan sebagai berikut: (1) Untuk 60 tetes nilai ETo berkisar mulai 38,960 liter – 40,257; (2) Untuk 125 tetes nilai ETo berkisar 38.370 liter – 40.151; dan (3) Untuk 180 tetes nilai Eto berkisar mulai 40,889 liter – 42.365 liter. Hasil penelitian menunjukan bahwa perhitungan kebutuhan air harus ada yang tersisa dalam tanah sebesar Eto (evapotranspirasi) yang terjadi salama penyinaran.
URI: http://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/2081
Appears in Collections:2024



Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.