Analisis Pengaruh Variasi Temperatur Terhadap Standar Pengeringan Jagung, Selisih Rate Pengeringan Dan Kebutuhan Energi Menggunakan Pengering Tipe Cabinet Dryer

Abstract

Pengeringan jagung merupakan salah satu cara untuk mempertahankan waktu penyimpanannya. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengeringan alami yang memanfaatkan panas matahari dan pengeringan paksa yang menggunakan alat pengering. Pada pengeringan jagung kadar air yang sesuai dengan standar pengeringan adalah 12% hingga 14%.. Pada pengeringan menggunakan alat pengering tipe cabinet dryer penulis menggunakan variasi temperatur 50°C, 60°C dan 70°C dengan bahan bakar tongkol jagung basah. Hasil pengeringan jagung yang sesuai standar adalah pada pengeringan dengan temperatur 50°C pada jam ketiga pengeringan dengan hasil yang merata di ketiga rak dan penggunaan bahan bakar tongkol jagung basah yang lebih sedikit daripada pengeringan dengan temperatur 60°C dan 70°C dengan hasil yang sesuai standar pada jam kedua di rak A dan jam ketiga pada rak B dan rak C sehingga pengeringan menjadi lebih efisien pada pengeringan dengan temperatur 50°C. Pada proses pengeringan ini selisih rate pengeringan yang terbesar adalah di rak A pada temperatur 50°C dan 60°C, yaitu 0,44%. Kebutuhan energi pada proses pengeringan ini menggunakan bahan bakar tongkol jagung basah adalah 2.792,44 kJ/jam pada pengeringan dengan temperatur 50°C, 3.309,05 kJ/jam pada pengeringan dengan temperatur 60°C dan 3.958,39 kJ/jam pada pengeringan dengan temperatur 70°C dengan kebutuhan bahan bakar tongkol jagung basah 0.98 kg/jam untuk pengeringan dengan temperatur 50°C, 1.17 kg/jam untuk pengeringan dengan temperatur 60°C dan 1.40 kg/jam untuk pengeringan dengan temperatur 70°C