Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/1552
Title: Analisis Efisiensi Usahatani Kentang (Solanum Tuberosum L.) (Studi Kasus Di Kelompok Tani Anjasmoro Iv, Dusun Jurang Kuali, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)
Authors: Kurniawati, Lisa
Perwita, Sari
Dupa, Yohanes Berkhmans Kletus
Issue Date: 2013
Abstract: Salah satu tanaman yang cocok dikembangkan untuk mengatasi masalah pangan dan ekonomi adalah tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Kentang adalah komoditas sayuran dengan kegunaan ganda, yaitu sebagai sayuran dan substitusi karbohidrat (Duriat dkk, 2006). Kentang juga bisa menjadi bahan pangan alternatif pengganti beras dan jagung serta mampu menunjang program penganekaragaman (diversifikasi) pangan. Penentuan daerah penelitian secara sengaja di Dusun Jurang Kuali, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Pemilihan sampel dilakukan secara sengaja (Purposive) pada kelompok tani Anjasmoro IV. Mengingat jumlah anggota kelompok tani Anjasmoro IV yang mengusahatanikan kentang sebanyak 45 orang anggota tani, maka jumlah sampel penelitian adalah sampel homogen yaitu sebanyak 45 orang anggota tani pada kelompok tani tersebut semuanya dijadikan sampel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi fungsi produksi CobbDouglass, analisis Break Even Point, pengujian tingkat efisiensi meliputi efisiensi teknis, harga dan ekonomis. Faktor produksi yang dianalisis yaitu luas lahan, jumlah bibit, jumlah pupuk kandang, jumlah pupuk kimia, jumlah pestisida, dan jumlah tenaga kerja (HOK). Uji F, nilai Fhitung (15,471) > Ftabel (2,35) berarti secara bersama-sama dari keenam variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji t, terdapat 2 (dua) variabel bebas berpengaruh ( α 5%) yaitu jumlah pupuk kandang dan jumlah tenaga kerja. Rata-rata volume produksi petani 34.497,69 kg/ha > volume BEP 12.074,05 kg, maka terima H0 tolak H1, artinya volume produksi sudah mencapai titik impas, petani untung. Rata-rata harga jual petani sebesar Rp 4222,2 per kg > harga BEP 1.477,752 per kg. Maka, terima H0 tolak H1, artinya harga jual kentang di tingkat petani sudah mencapai BEP, petani untung. Satu variabel yang belum mencapai efisiensi teknis, yaitu jumlah pestisida yang dilihat dari elastisitas produksi bernilai negatif < 0, berada pada daerah produksi irasional (Tahap III). Untuk efisiensi harga dan ekonomi, penggunaan faktor produksi dari keenam variabel tidak efisien, hal ini dikarenakan NPM (Nilai Produk Marginal) dari masing-masing faktor produksi tersebut < 1. Berarti penggunaan faktor produksi harus dikurangi sehingga terciptanya kedua efisiensi.
URI: http://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/1552
Appears in Collections:2013

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
200721010_Yohanes Berkhmans Kletus Dupa_1.pdfCOVER - BAB 1415.58 kBAdobe PDFView/Open
200721010_Yohanes Berkhmans Kletus Dupa_2.pdf
  Restricted Access
BAB 2 - BAB 4732.37 kBAdobe PDFView/Open Request a copy
200721010_Yohanes Berkhmans Kletus Dupa_3.pdfBAB 5 - DAFTAR PUSTAKA240.35 kBAdobe PDFView/Open
200721010_Yohanes Berkhmans Kletus Dupa_4.pdf
  Restricted Access
LAMPIRAN817.63 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.