Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/1912
Title: Analisis Jenis Aliran Dan Tipe Loncatan Pada Pintu Sorong Saluran Sekunder Bidang Hidrolika
Authors: Sunik
Khamelda, Lila
Agustino, Reynaldo Irvan
Keywords: Tinggi muka air
bukaan pintu
angka Froude
jenis aliran
tipe loncatan
Issue Date: 2021
Abstract: Jenis aliran dan tipe loncatan adalah salah satu karakteristik hidrolika yang terdapat pada saluran sekunder dengan angka Froude sebagai penentu standar. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder (Sunik 2001) penelitian terdahulu. Yang dikaji dalam penelitian ini adalah jenis aliran dan tipe loncatan hidraulik yang terjadi di saluran sekunder melalui pintu sorong (sluice gate). Hasil penelitian adalah: pada saluran 1: seiring dngan brtambahnya debit, terdapat peningkatan nilai angka Froude (Fr) dengan jenis aliran kritis dan superkritis serta tipe loncatan yaitu berombak dan loncatan lemah. Hal ini khusus terjadi pada section 2, section 3, dan section 4. Sedangkan section yang lain, jenis aliran adalah subkritis (F < 1) dan tidak terjadi loncatan hidraulik. Pada kelima variasi debit tersebut, semakin tinggi muka air (kisaran 40 – 90 cm), angka froude semakin kecil nilainya, mendekati 0,5 ( Fr < 1 ), menunjukan aliran subkritis, tidak terjadi loncatan. Semakin rendah tinggi muka air (kisaran 10 – 30 cm), angka froude semakin besar nilainya, mendekati 2 (Fr < 1), menunjukan aliran kristis dan subjektif, terjadi loncatan berombak dan lonctan lemah. Kecepatan pada range 50 – 200 cm/detik, angka froude semakin kecil nilainya, mendekati 1 (Fr < 1), menunjukan aliran subkritis, tidak terjadi loncatan. Kecepatan pada range 250 – 400 cm/detik, angka froude semakin besar nilainya, mendekati 2 (Fr > 1). Sesuai batas kecepatan pengaliran yang diijinkan yaitu 2 m/detik maka pada saluran tersebut kecepatan <= 200 cm/detik dengan kondisi aliran subkritis dan tidak terjadi loncatan menunjukan keamanan pengaliran ( tidak menimbulkan erosi dihilir saluran). Dapat disimpulkan bawa tinggi muka h , maka angka Fr , nilai kecepatan v demikian pula sebaliknya. Pada saluran 2 ini dapat disimpulkan bahwa seiring dengan bertambahnya debit, terdapat peningkatan nilai angka froude (Fr) dengan jenis aliran kritis dan superkritis serta tipe loncatan yaitu berombak dan loncatan lemah. Hal ini khusus terjadi pada section 8-9. Sedangkan section yang lain, jenis aliran adalah subkritis ( Fr < 1) dan tidak terjadi loncatan hidraulik. Semakin tinggi muka air ( kisaran 20- 80 cm), angka froude semakin kecil nilainya, mendekati 0,5 ( Fr < 1), menunjukan aliran subkritis, tidak terjadi loncatan. Semakin rendah tinggi muka air ( kisaran 10- 15 cm ), angka froude semakin besar nilainya, mendekati 2,5 ( Fr < 1), menunjukan aliran kritis dan subjektis, terjadi loncatan berombak dan loncatan lemah. Kecepatan pada rage 50-150 cm/detik, angka froude semakin kecil nilainya, mendekati 1 ( Fr < 1), menunjukan aliran subkritis, tidak terjadi loncatan. Kecepatan pada range 200-300 cm/detik, angka froude semakin besar nilainya, mendekati 2,5 (Fr > 1), menunjukan aliran kritis dan subjektif, terjadi loncatan berombak dan loncatan lemah. Sesuai batasan kecepatan pengaliran yang diijinkan yaitu 2 m/detik maka pada sluran terebut keceptan <= 200 cm/detik dengan kondisi aliran subkritis dan tidak terjadi loncatan menunjukan keamanan pengaliran ( tidak menimbulkan erosi di hilir saluran).
URI: http://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/1912
Appears in Collections:2021



Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.