Kaji Eksperimental Variasi Media Karbon Dan Temperatur Pada Proses Hardening Terhadap Struktur Material, Nilai Kekerasan, Dan Laju Korosi Aluminium 6063

Abstract

Indonesia adalah negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, namun pemanfaatannya masih belum maksimal. Sebagai contoh yaitu kelapa dan bambu yang belum diolah dengan baik. Kelapa dan bambu dapat diolah menjadi karbon melalui proses pirolisis pada temperatur 1000°C. Karbon tersebut dapat dimanfaatkan untuk proses hardening pada aluminium guna meningkatkan nilai kekerasannya. Proses hardening meliputi pemanasan, penahanan, dan pendinginan. Hardening dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu temperatur pemanasan. Dengan memvariasikan temperatur pemanasan (300°C, 400°C, 500°C) dan variasi media karbon untuk pendinginan, hasilnya akan diuji struktur mikro, uji kekerasan Vickers, dan laju korosinya. Struktur mikro material dengan variasi karbon kelapa atau karbon bambu menunjukkan hasil bahwa semakin tinggi temperatur pemanasan maka struktur permukaan dari material akan semakin halus. Nilai kekerasan Vickers memiliki hasil 1454,67 HV pada RAW Material, dengan pendinginan karbon bambu 2521,98 HV, 1391,13 HV, dan 1453 HV, sedangkan dengan pendinginan karbon kelapa memiliki hasil 2864,22 HV, 1967,15 HV, dan 2579,25 HV pada variasi temperatur 300°C, 400°C, dan 500°C. Nilai laju korosi memiliki hasil 0,06366649 mm/year pada RAW Material, dengan pendinginan karbon bambu 0,06366649 mm/year, 0,10611082 mm/year, 0,06366649 mm/year, sedangkan dengan pendinginan karbon kelapa memiliki hasil 0,04244433 mm/year, 0,06366649 mm/year, 0,04244433 mm/year pada variasi temperatur 300°C, 400°C, 500°C. Kesimpulannya yaitu semakin tinggi nilai kekerasan dari aluminium, maka laju korosinya semakin rendah. Namun terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai kekerasan dan laju korosi material.