Perencanaan Simpang Bersinyal 2 Fase Di Perempatan Klojen, Malan

Abstract

Persimpangan merupakan titik konflik yang sering menjadi penyebab utama kemacetan lalu lintas di perkotaan, terutama di lokasi dengan volume kendaraan yang tinggi. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan sistem persimpangan bersinyal. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja simpang dua fase pada simpang Klojen, Kota Malang yang menghubungkan jalan arteri sekunder dan jalan kolektor primer. Metode yang digunakan meliputi pengamatan langsung di lapangan, perhitungan kapasitas, tingkat kejenuhan, tundaan, dan antrian kendaraan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume lalu lintas yang tinggi, yaitu mencapai 8.230 kendaraan/jam, telah memenuhi persyaratan untuk pemasangan Alat Pengendali Instrumen Lalu Lintas (APILL). Penerapan sistem dua fase pada simpang bersinyal ini bertujuan untuk mengoptimalkan pembagian pada waktu hijau di tiap pendekat, mengurangi konflik lalu lintas, dan memperlancar arus kendaraan. Simpang dua fase dipilih berdasarkan kesederhanaan pengaturan fase yang sesuai untuk kondisi simpang dengan jumlah pendekat yang terbatas. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan sistem ini tidak dapat menurunkan tingkat kejenuhan, sehingga tidak meningkatkan pelayanan lalu lintas di simpang Klojen.