Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/2315
Title: Pengaruh Variasi Kecepatan Dan Suhu Pada Mesin Pengaduk Ragi Dan Kedelai Untuk Produksi Tempe Otomatis
Authors: Dhani, Harsa
Mbulu, Bernardus Crisanto Putra
Kurniawan, Marcelinus Anggi
Keywords: Ragi
Kedelai
Sudu
Tempe
Variasi Kecepatan 10 rpm, 20 rpm, 30 rpm
Issue Date: 10-Jul-2025
Abstract: UMKM sangat vital bagi ekonomi lndonesia dan tempe merupakan produk unggulan UMKM yang sangat diminati. Namun, keterbatasan metode tradisional dalam produksi tempe menghambat kapasitas dan kualitas. Oleh karena itu, inovasi berupa mesin pengaduk otomatis diperlukan untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan higienitas produksi tempe, yang pada akhimya akan mendukung pertumbuhan UMKM dan perekonomian daerah. Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas screw feeder diketahui bahwa nilai kapasitas maksimal dari screw feeder ragi pada kecepatan 10 rpm sebesar 2,82217 gr, pada 20 rpm sebesar 3,50581 gr, pada 30 rpm sebesar 3,68110 gr. Kapasitas maksimal dari screw feedew kedelai pada 10 rpm sebesar 133,4729 gr, pada 20 rpm 165,8049 gr, pada 30 rpm 174,0952 gr. Nilai kapasitas maksimal screw feeder dengan menggunakan nilai rho eksperimental pada screw feeder ragi dalam 10 rpm sebesar 2,5731 gr, dalam 20 rpm sebesar 3,1965 gr, dalam 30 rpm sebesar 3,3564 gr. Kapasitas maksimal screw feeder kedelai dengan rho eksperimental dalam 10 rpm sebesar 109,578 gr, dalam 20 rpm sebesar 136,123 gr, dalam 30 rpm sebesar 142,929 gr. Kapasitas maksimal screw feeder menggunakan rho eksperimental memiliki hasil lebih kecil dibanding menggunakan rho dari referensi karena hasil rho eksperimental nilainya lebih kecil. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kedelai kering lebih optimal dalam produksi tempe karena mampu mendukung pertumbuhan ragi secara maksimal. Sebaliknya, penggunaan kedelai basah kurang dianjurkan karena suhu kedelai yang rendah menghambat pertumbuhan ragi. Selain itu, pencampuran ragi dan kedelai yang kurang merata juga dapat rnenimbulkan pertumbuhan jamur yang tidak konsisten dan adanya rongga pada tempe, sehingga kualitas produk menurun. Untuk menghasilkan tempe berkualitas tinggi dengan proses fermentasi yang optimal, diperlukan kontrol yang tepat pada kondisi kedelai (lebih baik kering), kecepatan putaran mesin pengaduk (sekitar 10 rpm), dan desain sudu pengaduk yang efektif. Hal ini mendukung efisiensi produksi sekaligus menjaga kualitas tempe agar tidak mudah busuk dan memiliki tekstur serta rasa yang baik.
URI: https://repository.ukwk.ac.id/handle/123456789/2315
Appears in Collections:2025



Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.