Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pabrik Rokok Di PT. Ongkowidjojo Malang

Abstract

Sumber daya manusia merupakan faktor penunjang agar perusahaan tetap bertahan dalam persaingan. Untuk mendapatkan karyawan dengan kualitas yang tinggi, perusahaan juga harus bisa mengarahkan dan menggerakkan karyawan agar dapat bekerja dengan maksimal. Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan kebijakan pemberian kompensasi kepada para karyawan. Pemberian kompensasi diharapkan akan memiliki dampak positif baik terhadap karyawan maupun terhadap perusahaan itu sendiri. Hal tersebut juga berlaku pada pabrik rokok PT. Ongkowidjojo Malang yang memiliki kebijakan dalam pemberian kompensasi dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui : 1) signifikansi pengaruh variabel kompensasi langsung (X1) dan variabel kompensasi tidak langsung (X2) secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan Pabrik Rokok di PT. Ongkowidjojo Malang dan 2) variabel kompensasi yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan Pabrik Rokok di PT. Ongkowidjojo Malang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory research. Populasi yang digunakan sebesar 990 karyawan dan sampel yang ditentukan menggunakan rumus slovin sehingga diperoleh responden yang diteliti sebesar 90 responden dengan metode proportional random sampling. Alat analisis yang digunakan yaitu metode regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan Kompensasi Langsung (X1) dan Kompensasi Tidak Langsung (X2) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y), hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansi F sebesar 0.000 < (α=0,05). Sedangkan secara parsial berdasarkan uji T yang menyatakan masingmasing variabel berpengaruh signifikan secara individu. dibuktikan dengan nilai signifikansi T berturut-turut X1, X2 sebesar 0.000 dan 0.000 (α < 0.05). Persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut : Ȳ= 0,165 + 0,477X1 + 0,506X2 Variabel kompensasi langsung (X1) memiliki standardized koefisien beta yang lebih besar yaitu 0.436 , sehingga X1 dinyatakan sebagai variabel yang dominan.