Penerapan Statistical Quality Control Dalam Usaha Menekan Barang Rusak Pada Percetakan Mawar Astra Jingga Offset Malang

Abstract

Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba maksimal untuk mengembangkan atau mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meningkatkan kesejahteraan karyawan. Namun banyak perusahaan dalam kegiatan ini mengalami kerugian karena barang produkasi yang ditawarkan kepaa konsumen tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil produksi yaitu kurangnya pelaksanaan quality control dalam menyeleksi dan menjaga kualitas barang produksi suatu perusahaan. Tercapainya kepuasan konsumen jika perusahaan mampu mengkombinasikan barang yang diproduksinya berkualitas dengan harga yang tejangkau oleh sasaran yang ditujui dan barang yang diproduksi datang tepat waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan quality control pada Percetakan Mawar Astra Jingga Offset Malang, untuk mengetahui perbandingan tingkat kerusakan produk Percetakan Mawar Astra Jingga Offset Malang. Heizer dan Render (2015:286) menyatakan statistical quality control adalah sebuah teknik statistic yang digunakan secara luas untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar. Sebuah proses yang digunakan untuk mengawali standar, membuat pengukuran, dan mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang diproduksi. Menurut Assauri (2008:35) pengertian proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada. Pelaksanaan Quality Control pada percetakan Mawar Astra Jingga masih kurang efaktif, karena jumlah produk yang rusak melebihi target yang ditetapkan hal ini dapat dilihat dari grafik control chart pada tahun 2015 sampai 2017 terdapat titik yang melebihi atau melewati garis batas atas. Hal ini terjadi karena kurangnya pelaksanaa control chart sebagai alat pengendali kerusakan produk. Besarnya ratarata kerusakan produk dari tahun 2015 sebesar 3,7%, tahun 2016 sebesar 4,5% dan tahun 2017 sebesar 4,5%. Jadi total rata-rata kerusakan yang terjadi selama tahun 2015-2017 adalah sebesar 4,35% kondisi ini lebih besar dari standart toleransi kerusakan yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 4%. Kerusakan ini terjadi pada saat selama proses produksi yang diindikasikan seperti ukuran kertas, kualitas produk yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan.